TUGAS SPSS 2 (Uji Asumsi Klasik)

Uji Asumsi Klasik

Pengaruh Umur Siswa dan Tinggi Badan Siswa  terhadap Nilai Siswa

 

  • Variabel Terikat (Dependent Variable)

Nilai Siswa

 

  • Variabel Bebas (Independent Variable)
  • Umur Siswa
  • Jenis Kelamin

 

  1. Uji Normalitas

Uji Normalitas

Titik-titik pada grafik berada disekitar garis diagonal dan tidak menjauh dari garis.

Sehingga, data penelitian ini lulus uji normalitas

 

 

  1. Uji Multikoleniaritas

Uji Multikore.jpg

Variabel Umur Siswa :

Nilai Tolerance : 0,689, Nilai tolerance > 0,1 dan Nilai VIF = 1,451, Nilai VIF <10

Maka, variabel Umur siswa lulus  uji multikolinearitas.

Variabel Tinggi Badan siswa :

Nilai Tolerance : 0,689 Nilai tolerance > 0,1 dan Nilai VIF = 1,451, Nilai VIF <10

Maka, variabel Tinggi Badan siswa lulus  uji multikolinearitas.

 

 

 

  1. Uji Heteroskidasitisas

Uji Hetero.jpg

 

Titik – ttik pada grafik tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur. Dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Maka, data penelitian ini lulus uji heteroskidasitisas

TUGAS SPSS 1 (Data Tinggi Badan mahasiswa)

 

DESCRIPTIVES VARIABLES=Tinggi

/STATISTICS=MEAN SUM STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Notes
Output Created 11-APR-2016 16:37:49
Comments  
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 20
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as missing.
Cases Used All non-missing data are used.
Syntax DESCRIPTIVES VARIABLES=Tinggi

/STATISTICS=MEAN SUM STDDEV MIN MAX.

Resources Processor Time 00:00:00,05
Elapsed Time 00:00:00,03

 

 

[DataSet0]

 

 

 

Descriptive Statistics
  N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Tinggi Mahasiswa 20 151.00 173.00 3,283.00 164.1500 6.84624
Valid N (listwise) 20          

 

MEANS TABLES=Tinggi BY Gender

/CELLS MEAN COUNT STDDEV MIN MAX.

 

 

 

 

Means

 

 

 

Notes
Output Created 11-APR-2016 16:42:07
Comments  
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 20
Missing Value Handling Definition of Missing For each dependent variable in a table, user-defined missing values for the dependent and all grouping variables are treated as missing.
Cases Used Cases used for each table have no missing values in any independent variable, and not all dependent variables have missing values.
Syntax MEANS TABLES=Tinggi BY Gender

/CELLS MEAN COUNT STDDEV MIN MAX.

Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,00

 

 

[DataSet0]

 

 

 

Case Processing Summary
  Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Tinggi Mahasiswa  * Jenis Kelamin 20 100,0% 0 0,0% 20 100,0%

 

 

Report
Tinggi Mahasiswa
Jenis Kelamin Mean N Std. Deviation Minimum Maximum
Laki – laki 168.5556 9 3.46811 164.00 173.00
Perempuan 160.5455 11 6.90454 151.00 173.00
Total 164.1500 20 6.84624 151.00 173.00

 

FREQUENCIES VARIABLES=Tinggi

/HISTOGRAM NORMAL

/ORDER=ANALYSIS.

 

 

 

 

Frequencies

 

 

 

Notes
Output Created 11-APR-2016 16:43:27
Comments  
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 20
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Tinggi

/HISTOGRAM NORMAL

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:05,96
Elapsed Time 00:00:09,70

 

 

[DataSet0]

 

 

 

Statistics
Tinggi Mahasiswa
N Valid 20
Missing 0

 

 

Tinggi Mahasiswa
  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 151.00 1 5,0 5,0 5,0
153.00 1 5,0 5,0 10,0
155.00 1 5,0 5,0 15,0
157.00 1 5,0 5,0 20,0
158.00 1 5,0 5,0 25,0
159.00 1 5,0 5,0 30,0
160.00 1 5,0 5,0 35,0
164.00 2 10,0 10,0 45,0
165.00 1 5,0 5,0 50,0
166.00 1 5,0 5,0 55,0
167.00 1 5,0 5,0 60,0
168.00 3 15,0 15,0 75,0
169.00 1 5,0 5,0 80,0
172.00 1 5,0 5,0 85,0
173.00 3 15,0 15,0 100,0
Total 20 100,0 100,0  

 

OUTPUT1

 

ARTIKEL ILMIAH MIKROBIOLOGI

Synechococcus sp. Si Peningkat Laju Fotosintesis pada Tanaman Kedelai

          Berbicara mengenai peran dari bakteri fotosintetik ?Hmm…banyak sekali peran positifnya dalam kehidupan meskipun ada beberapa yang menimbulkan dampak negatif. Peran positifnya dalam kehidupan antara lain dalam pembuatan makanan seperti bakteri Lactobacillus yang berperan dalam pembuatan keju, lalu ada Rhodobacter sphaeroides yang berperan mengikat nitrogen dari dalam tanah, selain itu ada juga bakteri fotosintetik yang dapat meningkatkan laju fotosintesis pada suatu tanaman, seperti bakteri yang akan saya bahas yaitu bakteri Synechococcus sp yang termasuk dalam kelompok Cyanobacteria ini terbukti memberikan pengaruh terhadap laju fotosintesis pada tanaman kedelai. Untuk lebih lengkapnya baca sampai habis yaaa ^_^

Synechococcus

          Bakteri Synechococcus sp. Merupakan salah satu dari kelompok Cyanobacteria. Cyanobacteria juga disebut dengan ganggang biru hijau merupakan bakteri yang mendapatkan energi melalui proses fotosintesis. Nah Synechococcus ini merupakan salah satu bakteri fotosintetik kelompok Cyanobacteria yang dapat berasosiasi dengan tanaman kedelai.Synechococcus sp. Melakukan kolonisasi di permukaan daun dan memberikan fotosintatnya atau hasil fotosintesisnya kepada tanaman inang (Syamsunihar, 2007). Cyanobacteria memiliki pigmen fotosintetik klorofil A, karotenoid, dan fikobiliprotein sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cyanobacteria ini dikelompokkan ke dalam spesies uniseluler.
Cyanobacteria yang hidup dipermukaan daun tanaman berpotensi membantu tanaman dalam melakukan fotosintesis karena dapat menangkap panjang gelombang cahaya yang tidak dapat ditangkap oleh tanaman, dikarenakan selain mempunyai klorofil A, juga memiliki fikobilin yang berisi fikosianin (pigmen biru) dan fikoeritrin (pigmen merah). Synechococcus sp. Umumnya berbentuk coccus berukuran antara 0,6 µm sampai 1,6 µm. Mempunyai pigmen phycobiliproteins yang terdiri dari phycocyanin, allophycocyanin, allophycocyanin-B dan phycoerythrin yang berfungsi sebagai organ fotosintesis (Glazer, 1987). Prasety0 (2005) dalam penelitiannya melakukan isolasi bakteri Synechococcus sp. Yang menunjukkan dengan adanya pewarnaan gram memperlihatkan bahwa bakteri yang diidentifikasi berwarna merah Gambar (A dan B) (warna fuchsin), berbentuk coccus (bulat), dan bersel tunggal (uniseluler).Gambar (C dan D) menunjukkan pengamatan secara mikroskopis pada permukaan daun. (Prasetyo, 2005)

Picture1

Bakteri ini mampu mereduksi N2dari udara menjadi ammonium (dikenal dengan fiksasi N2) dan memberikan nutrisi sederhana yang diperlukan tanaman yaitu udara, air, sedikit nutrisi dan cahaya.Bakteri Synechococcus sp. dapat hidup secara bebas sehingga bakteri ini tidak memerlukan substrat dari tanaman inang.Fiksasi N2ini diperankan oleh sel yang disebut heterosis dan fotosintesisnya diperankan oleh sel vegetatif yang mengandung phycobiliprotein (Syamsunihar, 2009).Aktifitas fiksasi nitrogen pada tanaman kedelai yang berasosiasi dengan bakteri Synechococcus sp. ini dapat meningkat.Asosiasi tersebut menunjukkan bahwa nitrogen yang dirambat oleh sel heterosis mampu mendukung kebutuhan tanaman. Hasil ini nantinya akan berdampak pada kandungan nitrogen dalam daun.Bakteri ini umunya bersifat phyloplane dan tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.

Menurut Syamsuhar, dkk (2007) bakteri Synechococcus sp. ini menyebabkan tanaman tidak mengalami perubahan bentuk jaringan seperti tumor sebagai indikator atau tanda adanya infeksi oleh bakteri tersebut, meskipun terjadi perbedaan bagian mesofil tanaman yang diberi (diinokulasi) dan yang tidak diinokulasi. Prasetya (2005) juga menjelaskan bahwa inokulasi bakteri Synechococcus sp. secara umum tidak merubah morfologis daun, tetapi terdapat perubahan fungsional secara anatomis yaitu penebalan sel epidermis adaxial dan jaringan mesofilnya.

Keberadaan Synechococcus sp. pada daun tanaman kedelai mengakibatkan aktivitas nitrogenase pada akar tanaman kedelai menjadi sedikit menurun yang ditunjukkan dengan berkurangnya bintil akar pada tanaman kedelai, akan tetapi keberadaan Synechococcus sp. pada daun tanaman kedelai tidak mengganggu kemampuan akar tanaman kedelai untuk bersimbiosis dengan Rhizobium. Selain memiliki efek samping seperti berkurangnya bintil akar pada tanaman kedelai, bakteri Synechococcus sp. pada daun tanaman kedelai juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan kandungan auksin pada tanaman kedelai tersebut.Dan yang seperti kita ketahui bersama bahwa peranan auksin sebagai hormon indogen sangat diperlukan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S.Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta : UI Press. 2006

Syamsunihar, A. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Jember. Jember. 2009

Prasetyo, R. Kajian Aplikasi Bakteri Synechococcus sp. dan Dosis Pupuk N, P, K terhadap Hasil  Biji                            Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas                          Jember, Jember.2005

Syamsunihar A, dkk. Karakterissi Asosiasi Bakteri Fotosintetik Synechococcus sp.dengan tanaman Kedelai             (Glycine max L. Merill). Laporan Kemajuan Penelitian. Lembga Penelitian Universitas Jember. Jember.              2007

Setia AD, dkk. Peran asosiasi Synechococcus sp. Terhadap protein dan produksi biji tanaman kedelai pada                  berbagai dosis bokashi. Berkala Ilmih Pertanian 1(1)/: 4-6.                                                                                            http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/52548.  2013. Diakses pada tanggal 6                Juni 2015 Pukul 20.00 WIB

Ibrahim, Khamim. Pengaruh Aplikasi Bakteri Synechococcus Sp Melalui Daun Dan Pupuk NPK Terhadap                    Parameter Agronomis Tanaman Kedelai (Glycine Max L.).                                                                                            http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/52548. 2007. Diakses pada tanggal 6                Juni 2015 Pukul 22.00 WIB

Bakteri pada Jerawat

Jerawatan ? permasalahan umum kaum remaja ?
jerawat

Jerawat merupakan kelainan kulit yang dikenal dengan acne vulgaris. Biasanya jerawat menyerang mereka yang memasuki masa puber, atau remaja. Pada masa itu terjadi perubahan hormonal yang merangsang kelenjar minyak pada kulit. Kelenjar tadi akan membesar dan menghasilkan minyak yang lebih banyak. Minyak ini dialirkan ke folikel rambut, yaitu bangunan yang membentuk kantung mengelilingi akar rambut, lalu dikeluarkan ke permukaan kulit lewat pori-pori kulit. Pada kondisi tertentu pori-pori kulit ini tertutup sehingga minyak menumpuk di kantung itu. Sumbatan ini bisa terinfeksi kuman yang hidup di sekitar folikel sehingga menimbulkan peradangan, bengkak dan pernanahan. Sebanyak 80 persen permasalahan kulit ini menimpa mereka di usia dewasa muda. Meski begitu, mereka yang berusia lanjut pun tak terhindar darii masalah ini..
Penyebab jerawat sendiri ada berbagai macam, misalnya produksi kelenjar minyak berlebih, masalah hormonal, adanya alergi penggunaan kosmetik atau karena infeksi bakteri. Salah satu bakteri yang dapat menjadi penyebab jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes. Bakteri ini termasuk bakteri yang termasuk bakteri yang mudah dan cepat berkembang biak.Bakteri ini tidak dapat menghasilkan endospora dan dapat tumbuh di udara. Proponibacterium acnes ini melepaskan sejenis zat iritan yang nantinya akan mengiritasi kulit, nah efek dari iritasi inilah nantinya yang menyebabkan kulit memerah dan membengkak. Disamping itu juga menyebabkan nanah dibawah permukaan kulit, semua efek tersebut merupakan bentuk perlawanan sistem imun tubuh untuk menetralkan zat iritan yang dihasilkan oleh bakteri serta memperbaiki jaringan kulit yang telah diiritasi .
Bakteri apa yang jadi penyebabnya ?
P acnes alias Propionibacterium acnes merupakan bakteri penyebab jerawat atau bisa juga kita sebut sebagai bakteri jerawat yang memiliki watak pertumbuhan atau perkembangbiakan yang relatif lambat. Bakteri ini ditemukan pada permukaan kulit orang dewasa yang berkaitan erat dalam masalah jerawat ini. Walaupun ditemukan di permukaan kulit, bakteri ini hidup di dalam kelenjar dan sekresi minyak hingga di dalam folikel rambut. Sebelum menlanjutkan pembahasan tentang bakteri jerawat, adapun identitas Klasifikasi Ilmiah (Scientific Classification) atau Taksonomi dari Propionibacterium acnes, yaitu :
Klasifikasi Propionibacterium acnes
p acnes
Kingdom :Bacteria
Phylum :Actinobacteria
Class :Actinobacteridae
Order :Actinomycetales
Family :Propionibacteriaceae
Genus :Propionibacterium
Spesies :Propionibacterium acnes

Propinibacterium acnes termasuk dalam kelompok bakteri Corynebacteria dan merupakan jenis bakteri yang hidup tanpa memerlukan adanya oksigen atau bisa disebut sebagai bakteri anaerobik. Organisme yang hidup tanpa memerlukan oksigen biasa juga disebut memiliki tipical atau karateristik tolerann terhadap udara (aerotolerant). Sang bakteri jerawat ini juga merupakan bakteri jenis Gram-Positif. Bakteri ini berbentuk batang. Nama dari Propionibacterium acnes diambil karena bakteri ini dapat memproduksi atau menghasilkan asampropionik (propionic acid)
Bakteri Jerawat ini sebagian besar ada pada kulit banyak orang dan berkarateristik commensal (commensal merupakan sifat dari hubungan 2 organisme yang secara signifikant tidak saling dirugikan: contoh hubungan antara burung dengan pohon). Ia hidup di daerah asam lemak (fatty acid) di kantung kelenjar minyak (sebaceous glands) pada kelenjar minyak (sebum) tersembunyi di dalam pori pori kulit. Untuk lebih jelasnya perbedaan antara sebaceous glands dan sebum liat gambar kulit disamping.
kuylit
Bagaimana Bakteri Jerawat ini bisa menyebabkan Penyakit?
Jerawat terjadi ketika lubang kecil pada permukaan kulit yang disebut pori-pori
Tersumbat (tidak bisa bernafas). Pori-pori merupakan lubang bagi saluran yang disebut folikel, yang mengandung rambut dan kelenjar minyak. Biasanya, kelenjar minyak membantu menjaga kelembaban kulit dan mengangkat sel kulit mati. Ketika kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak minyak, pori-pori akan banyak menimbun kotoran dan juga mengandung bakteri. Pada saat pori-pori yang tersumbat ini tumbuh dan berkembang sejenis bakteri yang disebut “Propionibacterium acnes”yang merupakan bakteri penyebab jerawat. Propionibacterium acnes melepaskan sejenis zat iritan yang nantinya akan mengiritasi kulit,efek dari iritasi inilah nantinya yang menyebabkan kulit memerah dan membengkak. Disamping itu juga menyebabkan nanah dibawah permukaaan kulit,semua efek tersebut merupakan bentuk perlawanan sisitem imun tubuh untuk menetralkan zat iritan yang dihasilkan oleh bakteri serta memperbaiki jaringan kulit yang telah teriritasi

Apa yang menyebabkan Propionibacterium acnes tumbuh subur ?
1. Kelenjar Sebaceous yg terlalu aktif
Kelenjar Sebaceous berfungsi untuk menghasilkan sebum atau minyak yg diperlukan untuk melumasi permukaan kulit. Orang-orang yg rentan terhadap jerawat mengalami produksi sebum yg berlebihan. Sehingga sisa sebum tertinggal di pori-pori dan menyumbat saluran sebaceous, yg berakhir pada penyumbatan folikel.

2. Pengelupasan sel kulit mati yg tdk normal
Lapisan epidermis pada kulit secara rutin akan meluruhkan sel-sel kulit mati melalui sebuah proses yg dikenal sebagai desquamation. Pada proses ini, sel kulit mati diluruhkan dari stratum korneum dan diganti oleh sel-sel baru. Pada kulit yg rentan terhadap jerawat, proses ini akan memakan waktu empat hingga lima kali lebih lama dibanding proses desquamation pada kulit normal. Obat jerawat. Selain itu, kulit penderita jerawat juga mengandung butiran Lamellar yg lebih sedikit dibanding kulit normal. butiran ini terdapat di stratum corneum. Butiran Lamellar berfungsi untuk melepaskan enzim yg mencerna sat-sat yg melekatkan sel-sel. Dgn kata lain, kulit yg rentan terhadap jerawat menghasilkan lebih banyak sel-sel kulit mati dibanding kulit normal. Lebih lanjut, sel-sel kulit mati tersebut tdk dilepaskan, tapi tertinggal di dalam folikel dan menghasilkan komedo. Obat jerawat.
3. Proliferasi bakteri
Propionibacteria acnes (P. acnes) merupakan bakteri yg paling banyak dijumpai di kulit yg berjerawat. Pada kulit berjerawat, populasi bakteri ini berkembang melewati batas. Sumbatan yg diciptakan oleh penumpukan sel kulit mati dan minyak di pori-pori menciptakan lingkungan anaerobic, dimana oksigen tdk dapat masuk. Lingkungan seperti inilah yg diperlukan oleh P. acnes untuk berkembang biak. Obat jerawat. Bakteri P. acnes mencerna minyak yg terperangkap di dalam pori-pori dan menghasilkan limbah berupa asam lemak. Limbah inilah menyebabkan kemerahan dan iritasi pada kulit. Perlu diketahui bahwa kehadiran bakteri P. acnes tdk dipengaruhi dgn kebersihan kulit. Sehingga mencuci wajah saja tdk akan membersihkan kulit dari bakteri tersebut.

Bagaimana cara mencegah jerawat dan menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes ?
Selama ini, pengobatan yang dilakukan berlangsung selama beberapa waktu dan tak cukup hanya satu jenis. Biasanya pengobatan jerawat dilakukan lewat obat topikal (hanya di permukaan kulit). Tapi, perlu juga dilakukan dengan obat oral Misalnya, antibiotik, vitamin A, anti hormonal bila memang masalahnya dari hormonal, dan lain-lain. Obat-obat yang digunakan untuk terapi topikal kebanyakan mengandung sulfur dan astrigen lainnya. Sementara untuk terapi sistemik digunakan tetrasiklin dan enteromisin. Antibiotik untuk P. Acne adalah benzoyl peroxide. Bakteri jerawat ini juga sangat sensitif pada sinar ultraviolet sehingga dapat pula dibunuh dengan menggunakan sinar ultraviolet. Dapat pula di bunuh dengan sinar yang panjang gelombangnya sekitar 405 – 420 nm karena P.acne juga sangat sensitif pada sinar jenis ini.
Dalam pengobatan tersebut pasien tak sekadar mengonsumsi berbagai macam obat-obatan, tapi juga harus patuh pada pengaturan makanannya. Mereka harus memperhatikan makanan hariannya. Jadi, mereka harus diet dengan rendah lemak, kurangi makanan yang merangsang timbulnya jerawat, dan yang paling penting adalah terapi keratinisasi. Pola hidup sehat pun perlu dilakukan oleh mereka yang mengalami jerawat yang cukup parah. Selain makanan, kebiasaan menjaga kebersihan kulit perlu dilakukan. Tidur yang cukup pun menjadi salah satu kunci pencegahan timbulnya jerawat.

Beberapa agen penghambat bakteri Propionibacterium acnes :
 Sabun pembersih wajah
Sabun pembersih wajah anti acne merupakan substansi yang aktif di permukaan kulit yang menurunkan tekanan antara minyak dan air pada wajah. Sabun pembersih antiacne bekerja dengan berbagai mekanisme untuk mencegah timbulnya jerawat, yaitu mengangkat debris, keringat, bakteri, dan lemak-lemak berlebih pada kulit dalam bentuk emulsi tanpa mengiritasi kulit ataupun menyebabkan kulit kering. Kerja sabun pembersih wajah dipengaruhi oleh pH dan sifat pembersih wajah itu sendiri.
 Larutan bawang putih
Bawang putih memiliki potensi sebagai antimiroba, kemampuan dalam menghambat pertumbuhan mikroba meliputi virus, bakteri, protozoa dan jamur. Fungsi bawang putih dalam menghambat pertumbuhan bakteri memiliki spectrum yang luas, karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne
 Menggunakan antibiotic
Skrining ekstensif telah dilakukan untuk menguji kerentanan bakteri P. acnes untuk kelas yang berbeda antibiotik. Secara umum, apa yang peneliti telah menemukan bahwa P. acnes adalah ini cukup rentan, saat langsung terkena, untuk banyak kelas antibiotik. Mereka juga menemukan bahwa P. acnes bakteri menjadi semakin resisten terhadap beberapa antibiotik yang umum digunakan untuk mengobati jerawat, seperti eritromisin dan obat-obatan keluarga tetrasiklin (tetrasiklin, doksisiklin dan minocycline).

 Penghancuran Bakteri P. acnes melalui Pengobatan Light Blue (Ashkenazi et al)
 P. acnes memanfaatkan asam lemak dan trigliserida ditemukan di sebum sebagai sumber makanan utama. Membatasi jumlah produksi sebum dapat menekan pertumbuhan bakteri P. acnes dengan mengurangi suplai makanan. Ini adalah salah satu efek utama dari perawatan jerawat beberapa. Ini termasuk retinoid oral (isotretinoin, Accutane), retinoid topikal (Retin-A, obat Adapalene), androgen inhibitor (Spironolakton, siproteron) dan terapi laser yang tertentu (laser dioda). Lampu tambahan dan perawatan laser khusus dapat menargetkan dan membunuh bakteri P. acnes (terapi cahaya biru, terapi photodynamic). Selain itu, ada pengobatan naturopati beberapa yang juga dapat membantu dalam menghambat atau membunuh bakteri P. acnes. Terakhir, beberapa jerawat OTC produk mengandung produk antibakteri, seperti triclosan.